Saturday, December 22, 2012

Noken dari Papua Menjadi Warisan Budaya Dunia



Indonesia memperjuangkan noken, tas rajutan khas Papua, sebagai warisan budaya dunia dalam sidang Unesco di Paris, Prancis, pada 4 Desember 2012. Tahun ini, selain noken, juga diakui subak dan tenun.

Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, usulan noken sebagai warisan dunia sudah dilakukan sejak empat tahun terakhir melalui beberapa kali revisi.
“Pada 4 Desember nanti, kami akan memperjuangkan di hadapan 26 anggota komite warisan dunia yang dihadiri wakil dari 189 negara," kata Wiendu.

Unesco merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Setiap tahun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadikan minimal satu budaya menjadi warisan budaya dunia.

“Tahun ini, subak dari Bali sudah diakui sebagai warisan dunia, selain tenun dan noken," katanya dalam acara Sosialisasi dan Kampanye Pembangunan Karakter Bangsa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 29 November 2012.

Ada lima domain untuk menetapkan budaya Indonesia menjadi warisan budaya tak benda. Selain tradisi, ekspresi lisan, bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat, ritus, perayaan, juga pengetahuan, kebiasan atau perilaku mengenai alam semesta, dan terakhir kemahiran kerajinan seni tradisional.

Noken merupakan kerajinan tangan pengrajin Papua yang terbuat dari daun pandan dan kulit kayu. Noken biasanya dibawa di kepala untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari, seperti hasil-hasil pertanian (sayuran, umbi-umbian, dan barang dagangan) ke pasar.

Noken diambil dari bahasa Biak dari kata inokson atau inoken. Karena keunikannya dibawa dengan kepala, noken didaftarkan ke Unesco sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia.

Noken dipakai juga untuk menggendong anak karena ventilasi udaranya aman. Sebab, noken terbuat dari daun pandan dan daun-daun lainnya sehingga aman untuk bayi. Noken juga memperkuat otot bayi yang digendong dengan noken sehingga jarang sakit.

Wiendu mengajak seluruh masyarakat Indonesia ikut mendukung usaha pemerintah dalam mengangkat budaya Indonesia ke dunia internasional. "Jika kelak noken berhasil ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, pada tanggal 4 Desember akan diusulkan kepada pemerintah Papua menjadi hari noken,” ujarnya.

Wiendu mengatakan, bangsa Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisi yang jika diolah dengan baik dan benar akan melahirkan kekuatan dan karakter bangsa yang kuat.

“Noken diajukan ke Unesco karena fungsinya, bukan sekadar tempat membawa barang, tapi perekat sosial bagi manusia," katanya.

0 komentar:

Post a Comment

Komentar, Kritik dan Saran Anda