
Jika engkau menyingkirkan bisikan hati yang melintas di dalam jiwa mu, maka setelah itu bisikan tersebut juga akan menyingkir darimu. jika anda menerima nya, maka ia akan menjadi pikiran yang menggolak, lalu membentuk kehendak. kehendak bersama pikiran menonjol lagi ke atas lalu memperalat anggota tubuh. Jika anggota tubuh menolak untuk di jadikan alat, maka kehendak dan pikiran akan kembali lagi ke hati untuk membentuk angan-angan dan nafsu, yang di arahkan kepada sesuatu yang di kehendaki.
Sebagai mana yang sudah diketahui memperbaiki bisikan hati lebih mudah dari pada memperbaiki pikiran. Memperbaiki pikiran lebih mudah dari pada memperbaiki kehendak. Memperbaiki kehendak lebih mudah daripada meluruskan perbuatan yang rusak. Memperbaiki perbuatan yang rusak lebih mudah dari pada menghentikan kebiasaan yang sudah mengakar.
Maka obat yang palingmanjur adalah jika engkau menyibukkan jiwamu dengan memikirkan hal-hal yang bermanfaat, dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Memikirkan hal-hal yang tidak diperlukan merupakan pintu segala kejahatan. Siapa yang memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka dia tidak mendapatkan hal-hal yang bermanfaat, karena dia menyibukkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
Pikiran bisikan hati, kehendak dan hasrat adalah yang paling layak pada dirimu untuk di perbaiki. Ini merupakan hakikat, yang dengan nya engkau tidak bias menjauh atau mendekat kepada sembahanmu dan yang tidak ada kebahagiaan bagimu kecuali dengan mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan keridhaan-Nya. Jika engkau menjauh dari-Nya, maka itu merupakan sumber penderitaanmu.
Jika di dalam bisikan hati dan pusat pikirannya ada kehinaan, maka yang ada hanya kehinaan itu. Jangan lah engkau sekali-sekali memberikan tempat pada syaitan di dalam rumah pikiran dan kehendakmu, karena dia akan merusaknya dan kerusakan yang akan sulit di perbaiki dan akan menyusupkan kedalam dirimu.
Apa yang di susupkan syaitan kedalam jiwa tidak keluar dari sesuatu yang ada di dalam pikiran. Maka jika sesuatu itu tidak ada, bagaimana mungkin ia akan menyusupkan nya? Dengan kata lain, syaitan menyusup lewat hal-hal yang menguasai pikiran, seperti berbagai macam kekejian, hal-hal yang haram, angan-angan dan hayalan yang tidak ada hakikatnya, hal-hal yang bathil dan lain-lainnya. Syaithan memupuk bisikan-bisikan yang tidak mempunyai batasan ini, lalu menjadikan nya sebagai ajang pikirannya.
Untuk memperbaiki hal-hal ini secara keseluruhan, engkau harus menyibukkan pikiranmu dalam kancah pengetahuan dan persepsi, dengan mengetahui apa yang seharusnya engkau ketahui (ilmu hal), seperti masalah tauhid dan hak-hak nya, masalah mati dan apa yang terjadi setelah kematian, apakah ke neraka atau kesurga, masalah gangguan-gangguan amal dan cara untuk melepaskannya, masalah kehendak dan hasrat. Yang pasti engkau harus menyibukkan pikiran dengan suatu kehendak yang bermanfaat bagi dirimu dan menyingkirkan kehendak yang berbahaya bagimu.
Secara keseluruhan hati itu tidak akan pernah lepas dari lintasan pikiran, entah memikirkan kewajiban akhirat dan kemaslahatannya, entah memikirkan kemaslahatan dunia dan kehidupannya, entah memikirkan angan-angan dan hayalan yang bathil.
Sebagian orang arif berkata :
“ Tatkala aku mendapatkan sekian banyak harta yang di simpan lebih banyak terarah untuk tujuan-tujuan yang tidak dapat bertahan lama dan apapun yang terjadi pasti akan berakhir dengan kemusnahan, maka semua itu segera kutinggalkan dan aku beralih kepada tujuan yang kekal, yang merupakan simpanan dan perniagaan yang paling menguntungkan serta lebih utama”.
Sebagai mana yang sudah diketahui memperbaiki bisikan hati lebih mudah dari pada memperbaiki pikiran. Memperbaiki pikiran lebih mudah dari pada memperbaiki kehendak. Memperbaiki kehendak lebih mudah daripada meluruskan perbuatan yang rusak. Memperbaiki perbuatan yang rusak lebih mudah dari pada menghentikan kebiasaan yang sudah mengakar.
Maka obat yang palingmanjur adalah jika engkau menyibukkan jiwamu dengan memikirkan hal-hal yang bermanfaat, dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Memikirkan hal-hal yang tidak diperlukan merupakan pintu segala kejahatan. Siapa yang memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka dia tidak mendapatkan hal-hal yang bermanfaat, karena dia menyibukkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
Pikiran bisikan hati, kehendak dan hasrat adalah yang paling layak pada dirimu untuk di perbaiki. Ini merupakan hakikat, yang dengan nya engkau tidak bias menjauh atau mendekat kepada sembahanmu dan yang tidak ada kebahagiaan bagimu kecuali dengan mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan keridhaan-Nya. Jika engkau menjauh dari-Nya, maka itu merupakan sumber penderitaanmu.
Jika di dalam bisikan hati dan pusat pikirannya ada kehinaan, maka yang ada hanya kehinaan itu. Jangan lah engkau sekali-sekali memberikan tempat pada syaitan di dalam rumah pikiran dan kehendakmu, karena dia akan merusaknya dan kerusakan yang akan sulit di perbaiki dan akan menyusupkan kedalam dirimu.
Apa yang di susupkan syaitan kedalam jiwa tidak keluar dari sesuatu yang ada di dalam pikiran. Maka jika sesuatu itu tidak ada, bagaimana mungkin ia akan menyusupkan nya? Dengan kata lain, syaitan menyusup lewat hal-hal yang menguasai pikiran, seperti berbagai macam kekejian, hal-hal yang haram, angan-angan dan hayalan yang tidak ada hakikatnya, hal-hal yang bathil dan lain-lainnya. Syaithan memupuk bisikan-bisikan yang tidak mempunyai batasan ini, lalu menjadikan nya sebagai ajang pikirannya.
Untuk memperbaiki hal-hal ini secara keseluruhan, engkau harus menyibukkan pikiranmu dalam kancah pengetahuan dan persepsi, dengan mengetahui apa yang seharusnya engkau ketahui (ilmu hal), seperti masalah tauhid dan hak-hak nya, masalah mati dan apa yang terjadi setelah kematian, apakah ke neraka atau kesurga, masalah gangguan-gangguan amal dan cara untuk melepaskannya, masalah kehendak dan hasrat. Yang pasti engkau harus menyibukkan pikiran dengan suatu kehendak yang bermanfaat bagi dirimu dan menyingkirkan kehendak yang berbahaya bagimu.
Secara keseluruhan hati itu tidak akan pernah lepas dari lintasan pikiran, entah memikirkan kewajiban akhirat dan kemaslahatannya, entah memikirkan kemaslahatan dunia dan kehidupannya, entah memikirkan angan-angan dan hayalan yang bathil.
Sebagian orang arif berkata :
“ Tatkala aku mendapatkan sekian banyak harta yang di simpan lebih banyak terarah untuk tujuan-tujuan yang tidak dapat bertahan lama dan apapun yang terjadi pasti akan berakhir dengan kemusnahan, maka semua itu segera kutinggalkan dan aku beralih kepada tujuan yang kekal, yang merupakan simpanan dan perniagaan yang paling menguntungkan serta lebih utama”.
Sesungguhnya tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali karena Allah.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar, Kritik dan Saran Anda